Arsip Blog

Minggu, 20 Oktober 2013

RINGKASAN FIQH DAN USHUL FIQH


v  1. Pengertian syari’ah.
Syari‘ah berarti ketetapan dari Allah bagi hamba-hambanya. Kadang-kadang juga berarti “jalan yang ditempuh oleh manusia atau jalan yang menuju ke air” atau berarti “jelas”.[1]
Menurut istilah para ulama, syari’ah adalah Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah untuk hamba-hambanya yang di bawa oleh salah seorang nabi-Nya SAW, baik hukum tersebut berhubungan dengan cara-cara   bertingkah laku, yaitu yang disebut dengan hukum-hukum cabang (furu’).[2]
Imam akbar Mahmud Syaltut memberikan defenisi Syari’ah dengan:
“Pengaturan-pengaturan yang digarisakan Allah atau pokok-pokoknya digariskan Allah agar manusia berpegang kepadanya, di dalam hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan saudaranya sesama muslim, dengan alam dan di dalam hubungan nya dengan kehidupan"[3]
v  Defenisi Fiqh
Ada beberapa istilah Fiqh antara lain ada yang disebut ilmu fiqh ialah: sekelompok hukum tentang amal perbuatan manusia dari dalil-dalil yang terperinci.[4] Contohnya: jual beli, sewa-menyewa sholah dll.
Abdul hamid hakim memberikan defenisi:
ألفقه إصطلاحا: ألعلم باالأحكام الشرعيَة الَتى طريقها الإجتها د
“Fiqh menurut istilah ialah:ilmu dengan hukum-hukum syar’i yang dengan jalannya ijtihad” contonya niat ketika berwudhu itu wajib dsb[5]
Asy-Syaikh al-'Allamah Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin mendefinisikan fiqh secara istilah ialah:
معرفة الأحكام الشرعيّة العمليّة بأدلّتها التّفصيليّة
            “Mengetahui hukum-hukum syar’i yang bersifat amaliyyah dengan dalil-dalil yang terperinci”[6].

v  Definisi Ushul Fiqh
Secara definitif yang di sebut ilmu Ushul Fiqh dalam ialah: ilmu pengetahuan dari hal qaidah-qaidah dan pembahasan-pembahasan yang dapat membawa kepada pengambilan hukum-hukum tentang amal perbuatan manusia dari dalil-dalil yang terperinci.[7]
علم يبحث عن أ د لّة ألفقه الإجمليّة  وكيفيّة الإستفا د ة منها وحال المستفيد.
Ilmu yang membahas dalil-dalil fiqh umum dan cara mengambil faidah darinya dan kondisi orang yang mengambil faidah[8].
Contoh ushul fiqh ialah: Al-Qur’an itu adalah dalil syara’ yang pertama. Cara menunjukkan kepada hukum tidak hanya menurut satu bentuk saja, tetapi adakalanya dengan bentuk kallimat perintah (shighat amar), kalimat melarang (shighat nahi) dan adakalanya menggunakan kalimat yang bersifat umum, mutlak dan sebagainya.
v  Definisi Hukum syar’i
Menurut parna ahli ushul fiqh (ushuliyyun), yang dikatakan Hukum Syar’i ialah: khitab (sabda) pencipta syari’at yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf, yang mengandung suatu tuntutan, atau pilihan atau yang menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu yang lain.[9]  Contohnya Firman Allah SWT.
فمن شهد منكم الشهرر فلييصمه (البقرة :185 )
Artinya: karena itu barang siapa diantara kamu menyaksikan bulan, berpuasalah. (Al-Baqarah:185).
Mayoritas ulama Ushul mendefinisikan hukum sebagai berikut:
خطاب الله المتعلّق بأفعال المكلّفين اقتضاءً او تخيير او وضعاً.
Artinya
“Kalam Allah yang menyangkut perbuatan orang dewasa dan berakal sehat, baik bersifat imperatif, fakultatif atau menempatkan sesuatu sebagai  sebab, syarat, dan pengahalang.”[10] Contoh Firman Allah ialah:
لا تأكلوا اموالكم بينكم بالباطل (البقرة 188
Artinya:
            “Janganlah kamu memakan harta diantara kamu dengan jalan batil.”

v  2.  PRINSIP-PRINSIP FIQH IBADAH
A.     Mengarahkan hehidupan manusia kepada al-maqasid al-khamsah dalam arti yang seluas luasnya. Jadi yang termasuk kepada “ hifdh ad-din “ adalah segala usaha dan pengaturan yang mengarah kepada terlaksananya hubungan manusia dengan tuhan dengan cara yang lebih khusyuk dan pengembangan sarana-sarana keagamaan untuk lebih mendekatkan diri kepada allah Swt.
B.     Untuk mengetahui kehidupan masyarakat dengan aturan-aturan terperinci yang telah ditegaskan oleh Al-Quran dan hadist atau hasil ijtihad para ulama.. dengan mengetahui ilmu fiqh/ ibadah kita akan tahu aturan-aturan terperinci mengenai kewajiban dan tanggung jawab manusia terhadap tuhan hal dan kewajibannya rumah tangga dan hidup bermasyarakat dan juga sebagai patokan untuk bersikap dalam menjalani hidupnya dan kehidupannya.
C.     Seluruh tindakan ibadah dilakukan atas dasar nilai-nilai ketakwaannya kepada allah artinya apapun jenis ibadah yang dilakukan oleh seorang muslim harus senantiasa dalam rangka beriman kepada allah.dalam bidang segala bentuk ibadah dilarang ( diharamkan ) kecuali yang telah jelas ada nash yang menentukannya.

v  PRINSIP-PRINSIP MUAMALAH
a)      Alam adalah mutlak milik Allah(Q.S Al-Mai’dah5:120)
b)      Alam merupakan karunia Allah yang diperuntukkan kepada manusia.(Q.S Lukman 31:20)
c)      Alam ini diolah, dimanfaati, dinikmati tanpa melampaui batas (Q.S Al-‘Araf 7:31)
d)     Hak milik perorangan tidak mutlak(relatif), diakui sebagai hasil jerih payah yang halal dan hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang halal pula (Q.S Al-Nisa’ 4:32)
e)      Allah melarang menimbun harta kekayaan yang tidak digunakan untuk kesejahteraan bersama.(    Q.S Al-Taubah 9:34)
f)       Pada harta orang kaya terdapat harta orang-orang miskin(Q.S Al-Isra’ 17:26)
g)      Allah memerintahkan kita untuk melakukan jual beli atas dasar suka sama suka dan melarang keras memakan secara batil(Q.S Al-Nisa’ 4:29)
Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba(Q.S Al-Baqarah 2:275).[11]

v  PRINSIP-PRINSIP MUNAKAHAH
1.      Semua manusia dimata allah kedudukannya sama dan sederajat.
2.      Semua manusia diberi kelebihan dan kekurangan.
3.      Setiap manusia dapat melakukan hubungan timbale balik serta hubungan fungsional agar kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Masing-masing menjadi potensi yang kuat untuk membangun kehidupan secara bersama sama dalam ikatan janji suci yang salah satunya, melalui perkawinan.[12]





v  PRINSIP-PRINSIP JINAYAH
1.      Adanya nash, yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu yang disertai ancaman hukuman atas perbuatan –perbuatan yang dilakukan dalm kehidupan. Prinsip ini dikenal dengan (al- Sukhn al-Syari).
2.      Adanya unsur perbuatan yang membentuk prinsip jinayah, baik berupa melakukan perbuatan yang dilarang atu meninggalkan  perbuatan yang di haruskan. Prinsipini dikenal dengan (al-Rukn al-Madi)
3.      Pelaku kejahatan ialah orang yang dapat menerima khithab atau dapat memahami taklif, artinya pelaku kejahatan itu ialah orang yang mukallaf, sehingga mereka dapat dituntut atas kejahatan yang mereka lakukan. Unsur ini dikenal dengan (al-Rukn al-Adabi).[13]




[1] H.A. Dazuli Ilmu Fiqh : Penggalian, Perkembangan, Dan Penerapan Hukum Islam. Cetakan ke-7 (jakarta:kencana,2010) hlm 1
[2] Ibid, hlm 2
[3] Ibid, hlm 2
[4] Muktar yahya dan Fatchur Rahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islami cet ke-1 (Bandung:Alma’arif,1986) hlm 15
[5] Abdul Hamid Hakim, Mabadiul Awwaliyyah: Ushul Fiqh Wal Qawa’idi Al Fiqhiyyah, (Jakarta:sa’adiyyah putra) hlm 6  
[6] Asy-Syaikh al-'Allamah Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin, Al-Ushul min 'Ilmil Ushul, disebarkan  ebook (http://tholib.wordpress.com:2007) hlm 3
[7]  Muktar yahya dan Fatchur Rahman, Op Cit, hlm 17
[8]  Asy-Syaikh al-'Allamah Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin, Op Cit hlm 4
[9]  Muktar yahya dan Fatchur Rahman, Op Cit, hlm 121
[10]  Prof.Dr. Rachmat syafie.i, M.A.Ilmu Ushul Fiqih (Bandung:Pustaka setia,2010)      hlm  295
[11] H.E Hassan Saleh. Kajian Fiqh Nabawi Dan Fiqh Kontemporer. (Rajawali Pers. Jakarta. 2008.) hlm 377-378.
[12] Drs.Beni ahmad seabani,M,si, Fiqih munakahat ,hlm 300.
[13]   Djazuli Persada fiqh jinayah. ( Jakarta: Raja Grafindo,1997)  hal 3

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. hehe
    bereh-bereh akhi budi
    calon intelektual islam dan cendikiawan muslim, amiin
    tulisan'a sangat bermanfaat....

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaamiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnn terima kasih sahabt ku calon prof tgk afdal yang mana juga seorang penulis dan berintelektual tinggi .
      semoga Allah memberkati anda

      Hapus